Menangis di depan layar laptop atau kamera smartphone adalah hal yang umum terjadi dalam zaman digital ini. Banyak orang merasa malu untuk menunjukkan emosi mereka secara terbuka, khawatir bahwa orang lain akan mengerti dan berbagi pendapat mereka.
Pengaruh Budaya Kontemporer
Budaya kontemporer ini sangat mempengaruhi cara kita berinteraksi dengan satu sama lain. Dengan munculnya sosial media, kita lebih mudah untuk mengelilingi diri dengan orang lain yang memiliki banyak pengikut dan pengaruh besar. Namun, ini juga membuat kita lebih sulit untuk menunjukkan emosi kita secara alami.
Gaya Hidup Modern
Gaya hidup modern juga memainkan peran besar dalam hal ini. Kita selalu diingatkan untuk tetap positif dan optimis, bahkan ketika kita sedang mengalami kesulitan. Ini membuat kita merasa tidak nyaman untuk menangis atau menunjukkan emosi kita yang “lemah”.
Contoh dalam Kehidupan Sehari-Hari
Bayangkan kamu sedang berbicara dengan temanmu dan kamu teringat tentang kehilangan ibumu. Kamu merasa sedih, tapi kamu tidak ingin menangis di depan mereka karena khawatir mereka akan mengerti dan tidak mau berbicara denganku lagi. Ini adalah contoh nyata dari bagaimana budaya kontemporer dapat mempengaruhi cara kita berinteraksi dengan satu sama lain.
Bagaimana Kita Bisa Mengatasinya?
- Mengakui emosi kita secara alami, bahkan jika itu membuat kita merasa tidak nyaman.
- Mencari dukungan dari orang-orang yang kita percayai.
- Mengingat bahwa menangis adalah bagian dari emosi kita yang sah dan tidak perlu dihilangkan.
Menangis dalam sosial media bukanlah hal yang mustahil. Kita dapat mengakui emosi kita secara alami dan mencari dukungan dari orang-orang yang kita percayai. Dengan demikian, kita dapat berinteraksi dengan satu sama lain dengan lebih autentik dan sah.